BAB
1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan teknologi telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi
segala permasalahan yang timbul di sekitarnya. Salah satunya teknologi
mikrokontroler yang tidak hanya berperan dalam satu bidang saja, melainkan
disegala bidang kehidupan manusia. Banyak hal yang mungkin saat ini untuk
menyelesaikan permasalahan manusia membutuhkan biaya, waktu, tenaga yang cukup
besar penyelesaiannya. Tetapi dengan adanya kemajuan teknologi mikrokontroler,
hal-hal tersebut dapat ditekan seminimal mungkin.
Di
dalam restoran dan tempat perbelanjaan seperti mall proses pencucian tangan
masih banyak dilakukan secara manual sangatlah tidak efisien, kurang akurat
kebersihannya dan membutuhkan waktu yang relatif lama. Sebenarnya jika proses
pelayanan tersebut dapat diotomatisasikan akan sangat menguntungkan, baik itu
bagi perusahaan yang bersangkutan maupun bagi pengguna itu sendiri. Dari
sinilah penulis tertarik untuk membuat alat otomatisasi yang diberi nama “sistem
pencuci tangan otomatis dengan mikrokontroler AT89S51”.  
Komponen
yang digunakan dalam pembuatan alat sistem pencuci tangan otomatis dengan mikrokontroler
AT89S51 sangat banyak dipasaran. Sebagian besar komponen berasal dari bahan
semi konduktor. Simulasi sistem pencuci tangan otomatis dengan mikrokontroler
AT89S51 menggunakan ldr sebagai input utama untuk menentukan posisi tangan
sehingga air bisa mengalir. Mikrokontroler dalam  simulasi sistem pencuci tangan otomatis
dengan mikrokontroler AT89S51 sebagai unit pemroses data, dengan output berupa
relay untuk menggerakkan pompa, dan LCD sebagai tampilan yang berupa pesan teks.
1.2  Batasan Masalah
Batasan
masalah yang akan dibahas pada penulisan ini, penulis membatasi  permasalahan pada cara kerja dari relay
sebagai penggerak pompa, serta fungsi komponen pendukung dari LCD sebagai
tampilan yang berupa pesan teks dan sistem pencuci tangan otomatis dengan
mikrokontroler AT89S51 hanya dapat digunakan untuk melakukan pencucian tangan
saja secara otomatis.
1.3  Tujuan Penulisan 
Tujuan
dari penulisan ilmiah adalah untuk mempermudah pengunjung suatu restoran dan
pengunjung pasar modern seperti mall, dalam pencucian tangan secara otomatis,
tanpa harus menghidupkan kran air terlebih dahulu.
1.4  Metode Penulisan
 Dalam
penulisan ilmiah ini, saya menggunakan metode penulisan diantaranya, yaitu :
a.    Studi
Pustaka
Studi
pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori, data-data dan informasi
sebagai bahan acuan dalam melakukan perencanaan, percobaan, pembuatan dan
penyusunan penulisan ilmiah ini.
b.
Perencanaan dan Implementasi
Perencanaan ini
dimaksudkan untuk memperoleh perancangan dan realisasi simulasi sistem pencuci
tangan otomatis dengan AT89S51. Setelah didapatkan suatu rancangan tersebut
kemudian dibuat dan dijalankan.
c.    Uji
coba alat
Melakukan
pengujian secara visual serta melakukan pengujian komponen dan koneksi antara
alat secara keseluruhan.
1.5  Sistematika Penulisan 
Di
dalam penulisan ilmiah ini dapat diuraikan menjadi bagian - bagian yang
tersusun secara garis besar, sebagai berikut :
Bab I    :            Merupakan pendahuluan yang
memperkenalkan materi yang akan dibahas dalam penulisan ilmiah ini, mencakup
latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
Bab II   :           Merupakan
landasan teori yang menguraiakan secara garis besar teori dasar dari rangkaian.
Bab III :            Dalam bab ini berisi analisa dan cara kerja rangkaian
secara blok diagram dan cara kerja secara detail.
Bab IV :            Merupakan metode pengujian alat yang terdiri dari
beberapa percobaan beserta hasilnya.
Bab V  :            Merupakan
penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran - saran.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Untuk  mengetahui  karakteristik 
dari  setiap  komponen 
dan  bahasa pemrograman  yang digunakan pada rangkaian ini, maka diperlukan
adanya teori yang  dapat  membantu 
agar  suatu  rangkaian 
dapat  bekerja  dengan 
baik,  sehingga di  dapat 
hasil  yang  maksimal. 
Komponen  dan  bahasa 
pemrogramanyang digunakan 
dalam  rangkaian “sistem
pencuci tangan otomatis dengan mikrokontroler AT89S51”  adalah sebagai berikut : 
2.1     Mikrokontroller secara umum
Mikrokontroler  adalah 
suatu  pengendali  mikro, 
sebagai  suatu  terobosan mikroprosesor  dan 
mikrokomputer.  Sebagai  teknologi 
baru  yakni  teknologi semikonduktor  dengan 
kandungan  transistor  yang 
lebih  banyak  namun membutuhkan  ruang 
kecil  serta  dapat 
diproduksi  dalam    jumlah 
yang  banyak. Mikrokontroler  merupakan 
sebuah  sistem  komputer 
yang  seluruh  atau 
sebagian besar  elemennya  dikemas 
dalam  satu  chip, 
sehingga  sering  disebut 
single  chip microcomputer.  Mikrokontroler  merupakan 
sebuah  sistem  komputer 
yang mempunyai  satu  atau 
beberapa  tugas  yang 
sangat  spesifik,  berbeda 
dengan personal komputer yang memiliki beragam fungsi. Perbedaan yang
lainnya adalah perbandingan RAM dan ROM yang sangat berbeda antara  personal komputer  dengan 
mikrokontroler. Dalam 
mikrokontroler  ROM jauh lebih
besar di banding RAM,  sedangkan  dalam 
personal  komputer  RAM 
jauh  lebih  besar 
dibanding ROM. 
Mikrokontroler  dapat 
dikelompokkan  dalam  satu 
keluarga,  masing  – 
masing  mikrokontroler  memiliki 
spesifikasi  tersendiri  namun 
kompatibel/cocok  dalam pemrogramannya.
Contoh dari keluarga mikrokontroler : 
1.     
Keluarga MCS-51 
2.     
Keluarga MC68HC05 
3.     
Keluarga MC68HC11 
4.     
Keluarga AVR 
5.     
Keluarga PIC 8
Bermula  dari  dibuatnya 
IC  (Integrated  Circuit). 
Selain  IC,  alat 
yang  dapat berfungsi  sebagai 
kendali  adalah  chip 
sama  halnya  dengan 
IC.  Chip  merupakan perkembangan  dari 
IC,  dimana  chip 
berisikan  rangkaian  elektronika 
yang  dibuat dari artikel silicon
yang mampu melakukan proses logika. Chip berfungsi sebagai media  penyimpan 
program  dan  data, 
karena  pada  sebuah 
chip  tersedia  RAM dimana 
data  dan  program 
ini  digunakan  oleh 
logic  chip  dalam 
menjalankan prosesnya.  Chip  lebih 
diidentikkan  dengan  dengan 
kata  mikroprosesor.
Mikroprosesor  adalah  bagian 
dari  CPU  (Central 
Processing  Unit)  yang 
terdapat pada komputer  tanpa  adanya 
memory, I/O yang dibutuhkan oleh sebuah system yang  lengkap. 
Selain  mikroprosesor  ada 
sebuah  chip  lagi 
yang  dikenal  dengan nama 
mikrokomputer.  Berbeda  dengan 
mikroprosesor,  pada  mikrokomputer 
ini telah  tersedia  I/O 
dan  memory.  Dengan 
kemajuan  teknologi  dan 
dengan perkembangan  chip  yang 
pesat  sehingga  saat 
ini  didalam  sekeping 
chip  terdapat CPU  memory 
dan  control  I/O. 
Chip  jenis  ini 
sering  disebut  mikrokontroler. Mikrokontroler  memiliki 
kemampuan  untuk  mengolah 
serta  memproses  data sekaligus juga dapat digunakan sebagai
unit kendali, maka dengan sekeping chip yaitu 
mikrokontroler  kita  dapat 
mengendalikan  suatu  alat.Mikrokontroler mempunyai  perbedaan 
dengan  mikroprosesor  dan 
mikrokomputer.Suatu mikroprosesor merupakan bagian dari CPU tanpa memori
dan I/O pendukung dari sebuah computer, sedangkan mikrokontroler umumnya
terdiri atas CPU, memory, I/O tertentu dan unit – unit pendukung lainnya. 
Pada dasarnya terdapat perbedaan sangat mencolok antara
mikrokontroler dan  mikroprosesor  serta 
mikrokomputer  yaitu  pada 
aplikasinya,  karena
mikrokontroler  hanya  dapat 
digunakan  pada  aplikasi 
tertentu  saja.  Kelebihan lainnya yaitu terletak pada
perbandingan RAM dan  ROM. Sehingga
ukuran board mikrokontroler  menjadi  sangat 
ringkas  atau  kecil, 
dari  kelebihan  yang 
ada terdapat keuntungan pemakaian mikrokontroler dengan mikroprosesor
yaitu pada mikrokontroler sudah terdapat RAM dan peralatan I/O pendukung
sehingga tidak perlu  menambahnya  lagi. 
Pada  dasarnya  struktur 
dari  mikroprosesor  memiliki kemiripan dengan mikrokontroler. 

Gambar 2.1. Blok
Mikrokontroller Secara Umum
Penjelasan
masing – masing blok :
a.    CPU (Central Processing Unit) 
CPU adalah suatu unit pengolah pusat yang terdiri atas 2 bagian,
yaitu unit pengendal  (control  unit 
)  dan  unit 
logika  (arithmetic  and 
logic  unit).  Disamping itu juga, CPU mempunyai beberapa
simpanan yang berukuran kecil yang disebut dengan  register. 
Adapun  fungsi  utama 
dari  unit  pengendali 
ini  adalah  mengatur dan 
mengendalikan  semua  peralatan 
yang  ada  pada 
system  computer  dan 
juga dapat  mengatur  kapan 
alat  input  menerima   
data  dan  kapan 
data  diolah  serta ditampilkan  pada 
alat  output.  Sedangkan 
unit  logika  berfungsi 
untuk  melakukan semua  perhitungan 
aritmatika  yang  terjadi 
sesuai  dengan  instruksi 
program  dan dapat juga melakukan
keputusan dari operasi logika atau pengambilan keputusan sesuai dengan
instruksi yang diberikan padanya. 
b.   Bus Alamat 
Bus  alamat  berfungsi 
sebagai  sejumlah  lintasan 
saluran  pengalamatan antara  alamat 
dengan  sebuah computer.  Pengalamatan 
ini  harus  ditentukan terlebih  dahulu 
untuk  menghindari  terjadinya 
kesalahan  pengiriman  sebuah instruksi  dan 
terjadinya  bentrok  antara 
dua  buah  alat 
yang  bekerja  secara bersamaan. 
c.    Bus Data 
Bus  data  merupakan 
sejumlah  lintasan  saluran 
keluar  masuknya  data dalam 
suatu  mikrokontroler.  Pada 
umumnya  saluran  data 
yang  masuk  sama dengan saluran data yang keluar. 
d.   Bus Kontrol
Bus control atau bus kendali ini berfungsi untuk menyerempakkan
operasi mikrokontroler dengan operasi rangkaian luar. 
e.    Memori 
Didalam  sebuah  mikrokontroller  terdapat 
suatu  memori  yang 
berfungsi untuk  menyimpan  data 
atau  program.  Ada 
beberapa  jenis  memori, 
diantaranya adalah  RAM  dan 
ROM  serta  ada 
tingkat  memori,  diantaranya   
adalah  register internal,  memori 
utama  dan  memori 
masal.  Registrasi  internal 
adalah  memori yang terdapat
didalam ALU. Memori utama adalah  memori
yang ada pada suatu sistem,  waktu  aksesnya 
lebih  lambat    dibandingkan register  internal. 
Sedangkan memori  masal  dipakai 
untuk  penyimpanan  berkapasitas 
tinggi,  yang  biasanya berbentuk disket, pita magnetic atau
kaset. 
f.    RAM (Random Access Memory) 
RAM  adalah  memori 
yang  dapat  dibaca 
atau  ditulis.  Data 
dalam  RAM bersifat volatile
dimana isinya akan hilang begitu IC kehilangan catu daya, karena sifat  yang 
demikian  RAM  hanya 
digunakan  untuk  menyimpan 
data  pada  saat program bekerja. 
Kutipan
: Lingga, Whardana. 2006.Mikrokontroller Seri AVR 8535.. Yogyakarta: 
Andi
Offset.
2.2    
Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler
tipe AT89S51 merupakan mikrokontroler keluarga MCS-51 dengan konfigurasi yang
sama persis dengan AT89C51 yang cukup terkenal, hanya saja AT89S51 mempunyai
fitur ISP (In-System Programmable Flash Memory). Fitur ini memungkinkan
mikrokontroler dapat diprogram langsung dalam suatu sistem elektronik tanpa
melalui Programmer Board atau Downloader Board. Mikrokontroler dapat diprogram
langsung melalui kabel ISP yang dihubungkan dengan paralel port pada suatu
Personal Computer.
Adapun fitur yang dimiliki Mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :
Adapun fitur yang dimiliki Mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :
1.
Sebuah CPU (Central Processing Unit) 8 bit yang termasuk keluarga MCS51.
2. Osilator internal dan rangkaian pewaktu, RAM internal 128 byte (on chip).
3. Empat buah Programmable port I/O,masing-masing terdiri atas 8 jalur I/O
4. Dua buah Timer Counter 16 bit.
5. Lima buah jalur interupsi (2 interupsi external dan 3 interupsi internal )
6. Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART.
7. Kemampuan melaksanakan operasi perkalian, pembagian dan operasi Boolean (bit)
8. Kecepatan pelaksanaan instruksi per siklus 1 microdetik pada frekuensi clock 12 MHz
9. 4 Kbytes Flash ROM yang dapat diisi dan dihapus sampai 1000 kali
10. In-System Programmable Flash Memory
2. Osilator internal dan rangkaian pewaktu, RAM internal 128 byte (on chip).
3. Empat buah Programmable port I/O,masing-masing terdiri atas 8 jalur I/O
4. Dua buah Timer Counter 16 bit.
5. Lima buah jalur interupsi (2 interupsi external dan 3 interupsi internal )
6. Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART.
7. Kemampuan melaksanakan operasi perkalian, pembagian dan operasi Boolean (bit)
8. Kecepatan pelaksanaan instruksi per siklus 1 microdetik pada frekuensi clock 12 MHz
9. 4 Kbytes Flash ROM yang dapat diisi dan dihapus sampai 1000 kali
10. In-System Programmable Flash Memory
Dengan
keistimewaan diatas, pembuatan alat menggunakan AT89S51 menjadi lebih sederhana
dan tidak memerlukan IC pendukung yang banyak. Sehingga mikrokontroler AT89S51
ini mempunyai keistimewaan dari segi perangkat keras. 

Gambar 2.2 Blok Diagram AT89S51
2.2.1.   Konfigurasi
Pin AT89S51

Gambar 2.2.1 Konfigurasi Pin AT89S51
Mikrokontroler AT89S51 memiliki pin berjumlah 40 dan umumnya
dikemas dalam DIP (Dual Inline Package). Masing-masing pin pada mikrokontroler
AT89S51 mempunyai kegunaan sebagai berikut:  
Port 0
Port 0 merupakan port dua fungsi yang berada pada pin 32-39 dari AT89S51. Dalam rancangan sistem sederhana port ini sebagai port I/O serbaguna. Untuk rancangan yang lebih komplek dengan melibatkan memori eksternal jalur ini dimultiplek untuk bus data dan bus alamat.
Port 1
Port 1 disediakan sebagai port I/O dan berada pada pin 1-8. Beberapa pin pada port ini memiliki fungsi khusus yaitu P1.5 (MOSI), P1.6 (MISO), P1.7 (SCK) yang digunakan untuk jalur download program.
Port 2
Port 2 ( pin 21-28 ) merupakan port dua fungsi yaitu sebagai I/O serbaguna, atau sebagai bus alamat byte tinggi untuk rancangan yang melibatkan memori eksternal.
Port 0
Port 0 merupakan port dua fungsi yang berada pada pin 32-39 dari AT89S51. Dalam rancangan sistem sederhana port ini sebagai port I/O serbaguna. Untuk rancangan yang lebih komplek dengan melibatkan memori eksternal jalur ini dimultiplek untuk bus data dan bus alamat.
Port 1
Port 1 disediakan sebagai port I/O dan berada pada pin 1-8. Beberapa pin pada port ini memiliki fungsi khusus yaitu P1.5 (MOSI), P1.6 (MISO), P1.7 (SCK) yang digunakan untuk jalur download program.
Port 2
Port 2 ( pin 21-28 ) merupakan port dua fungsi yaitu sebagai I/O serbaguna, atau sebagai bus alamat byte tinggi untuk rancangan yang melibatkan memori eksternal.
Port
3  
Port 3 adalah port dua fungsi yang berada pada pin 10-17, port ini memiliki multi fungsi, seperti yang terdapat pada tabel 1.1 berikut ini :
Port 3 adalah port dua fungsi yang berada pada pin 10-17, port ini memiliki multi fungsi, seperti yang terdapat pada tabel 1.1 berikut ini :
BIT
NAME BIT ADDRESS ALTERNATE FUNCTION   
P3.0 RXD B0h Receive data for serial port
P3.1 TXD B1h Transmit data for serial port
P3.2 INT0 B2h External interrupt 0
P3.3 INT1 B3h External interrupt 1
P3.4 T0 B4h Timer/counter 0 external input
P3.5 T1 B5h Timer/counter 1 external input
P3.6 WR B6h External data memory write strobe
P3.7 RD B7h External data memory read strobe
P3.0 RXD B0h Receive data for serial port
P3.1 TXD B1h Transmit data for serial port
P3.2 INT0 B2h External interrupt 0
P3.3 INT1 B3h External interrupt 1
P3.4 T0 B4h Timer/counter 0 external input
P3.5 T1 B5h Timer/counter 1 external input
P3.6 WR B6h External data memory write strobe
P3.7 RD B7h External data memory read strobe
2.2.1.1
PSEN  (Program Store Enable)
PSEN (Program Store Enable) adalah sebuah sinyal keluaran
yang terdapat pada pin 29. Fungsinya adalah sebagai sinyal kontrol untuk
memungkinkan mikrokontroler membaca program (code) dari memori eksternal.
Biasanya pin ini dihubungkan ke pin EPROM. Jika eksekusi program dari ROM
internal atau dari flash memori (ATMEL AT89SXX), maka berada pada kondisi tidak
aktif (high).
2.2.1.2
ALE (Address Latch Enable)          
Sinyal output ALE yang berada pada pin 30 fungsinya sama dengan ALE pada microprocessor INTEL 8085, 8088 atau 8086. Sinyal ALE dipergunakan untuk demultiplek bus alamat dan bus data. Sinyal ALE membangkitkan pulsa sebesar 1/6 frekuensi oscillator dan dapat dipakai sebagai clock yang dapat dipergunakan secara umum.
Sinyal output ALE yang berada pada pin 30 fungsinya sama dengan ALE pada microprocessor INTEL 8085, 8088 atau 8086. Sinyal ALE dipergunakan untuk demultiplek bus alamat dan bus data. Sinyal ALE membangkitkan pulsa sebesar 1/6 frekuensi oscillator dan dapat dipakai sebagai clock yang dapat dipergunakan secara umum.
2.2.1.3
EA(External Access) 
Masukan sinyal terdapat pada pin 31 yang dapat diberikan logika rendah (ground) atau logika tinggi (+5V). Jika diberikan logika tinggi maka mikrokontroler akan mengakses program dari ROM internal (EPROM/flash memori). Jika diberi logika rendah maka mikrokontroler akan mengakses program dari memori eksternal.
Masukan sinyal terdapat pada pin 31 yang dapat diberikan logika rendah (ground) atau logika tinggi (+5V). Jika diberikan logika tinggi maka mikrokontroler akan mengakses program dari ROM internal (EPROM/flash memori). Jika diberi logika rendah maka mikrokontroler akan mengakses program dari memori eksternal.
2.2.1.4
RST (Reset)   
Input reset pada pin 9 adalah reset master untuk AT89S51. Pulsa transisi dari tinggi selama 2 siklus ke rendah akan mereset mikrokontroler.
Input reset pada pin 9 adalah reset master untuk AT89S51. Pulsa transisi dari tinggi selama 2 siklus ke rendah akan mereset mikrokontroler.
2.2.1.5
Oscillator        
Oscillator yang disediakan pada chip dikemudikan dengan XTAL yang dihubungkan pada pin 18 dan pin 19. Diperlukan kapasitor penstabil sebesar 30 pF. Besar nilai XTAL sekitar 3 MHz sampai 33 MHz. XTAL1 adalah input ke pembalikan penguat osilator (inverting oscillator amplifier) dan input ke clock internal pengoperasian rangkaian. Sedangkan XTAL2 adalah output dari pembalikan penguat osilator.
Oscillator yang disediakan pada chip dikemudikan dengan XTAL yang dihubungkan pada pin 18 dan pin 19. Diperlukan kapasitor penstabil sebesar 30 pF. Besar nilai XTAL sekitar 3 MHz sampai 33 MHz. XTAL1 adalah input ke pembalikan penguat osilator (inverting oscillator amplifier) dan input ke clock internal pengoperasian rangkaian. Sedangkan XTAL2 adalah output dari pembalikan penguat osilator.

Gambar
2.2.1.5 Konfigurasi Xtal Osilator
2.2.1.6
Power 
AT89S51 dioperasikan pada tegangan supply +5v, pin Vcc berada pada nomor 40 dan Vss (ground) pada pin 20.
AT89S51 dioperasikan pada tegangan supply +5v, pin Vcc berada pada nomor 40 dan Vss (ground) pada pin 20.
2.2.2.      Peta
Memori AT89S51
2.2.2.1   Memori Program
A.  Pemisahan Memori Program dan Data     
Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari memori program dan data, mengijinkan memori data untuk diakses dengan pengalamatan 8 bit, yang dengan cepat dapat disimpan dan dimanipulasi dengan CPU 8 bit. Selain itu, pengalamatan memori data 16 bit dapat juga dibangkitkan melalui register DPTR. Memori program ( ROM, EPROM dan FLASH ) hanya dapat dibaca, tidak ditulis. Memori program dapat mencapai sampai 64K byte. Pada 89S51, 4K byte memori program terdapat didalam chip. Untuk membaca memori program eksternal mikrokontroller mengirim sinyal PSEN ( program store enable ) . Memori data ( RAM ) menempati ruang alamat yang terpisah dari memori program. Pada keluarga 8051, 128 byte terendah dari memori data, berada didalam chip. RAM eksternal (maksimal 64K byte). Dalam pengaksesan RAM Eksternal, mikrokontroller mingirimkan sinyal RD ( baca ) dan WR ( tulis ).
Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari memori program dan data, mengijinkan memori data untuk diakses dengan pengalamatan 8 bit, yang dengan cepat dapat disimpan dan dimanipulasi dengan CPU 8 bit. Selain itu, pengalamatan memori data 16 bit dapat juga dibangkitkan melalui register DPTR. Memori program ( ROM, EPROM dan FLASH ) hanya dapat dibaca, tidak ditulis. Memori program dapat mencapai sampai 64K byte. Pada 89S51, 4K byte memori program terdapat didalam chip. Untuk membaca memori program eksternal mikrokontroller mengirim sinyal PSEN ( program store enable ) . Memori data ( RAM ) menempati ruang alamat yang terpisah dari memori program. Pada keluarga 8051, 128 byte terendah dari memori data, berada didalam chip. RAM eksternal (maksimal 64K byte). Dalam pengaksesan RAM Eksternal, mikrokontroller mingirimkan sinyal RD ( baca ) dan WR ( tulis ).

Gambar 2.2.2.1 Struktur memori mikrokontroler keluarga MCS51


Gambar
2.2.2.1.1 Arsitektur Memori Mikrokontroller 8051
B.
Memori Program    
Gambar 1.5. menunjukkan suatu peta bagian bawah dari memori program. Setelah reset CPU mulai melakukan eksekusi dari lokasi 0000H. Sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 1.6, setiap interupsi ditempatkan pada suatu lokasi tertentu pada memori program. Interupsi menyebabkan CPU untuk melompat ke lokasi dimana harus dilakukan suatu layanan tertentu. Interupsi Eksternal 0, sebagi contoh, menempatai lokasi 0003H. Jika Interupsi Eksternal 0 akan digunakan, maka layanan rutin harus dimulai pada lokasi 0003H. Jika interupsi ini tidak digunakan, lokasi layanan ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan sebagai Memori Program.
Gambar 1.5. menunjukkan suatu peta bagian bawah dari memori program. Setelah reset CPU mulai melakukan eksekusi dari lokasi 0000H. Sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 1.6, setiap interupsi ditempatkan pada suatu lokasi tertentu pada memori program. Interupsi menyebabkan CPU untuk melompat ke lokasi dimana harus dilakukan suatu layanan tertentu. Interupsi Eksternal 0, sebagi contoh, menempatai lokasi 0003H. Jika Interupsi Eksternal 0 akan digunakan, maka layanan rutin harus dimulai pada lokasi 0003H. Jika interupsi ini tidak digunakan, lokasi layanan ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan sebagai Memori Program.

Gambar
2.2.2.1.2 Peta Interupsi mikrokontroller 8051
C.  Memori Data         
Pada gambar 2.7. menunjukkan ruang memori data internal dan eksternal pada keluarga 8051. CPU membangkitkan sinyal RD dan WR yang diperlukan selama akses RAM eksternal. Memori data internal terpetakan seperti pada gambar 2.7. Ruang memori dibagi menjadi tiga blok, yang diacukan sebagai 128 byte lower, 128 byte upper dan ruang SFR. Alamat memori data internal selalu mempunyai lebar data satu byte. Pengalamatan langsung diatas 7Fh akan mengakses satu alamat memori, dan pengalamatan tak langsung diatas 7Fh akan mengakses satu alamat yang berbeda. Demikianlah pada gambar 2.7 menunjukkan 128 byte bagian atas dan ruang SFR menempati blok alamat yang sama, yaitu 80h sampai dengan FFh,yang sebenarnya mereka terpisah secara fisik 128 byte RAM bagian bawah dikelompokkan lagi menjadi beberapa blok, seperti yang ditunjukkan pada gambar 8. 32 byte RAM paling bawah, dikelompokkan menjadi 4 bank yang masing-masing terdiri dari 8 register. Instruksi program untuk memanggil register-register ini dinamai sebagai R0 sampai dengan R7. Dua bit pada Program Status Word (PSW) dapat memilih register bank mana yang akan digunakan. Penggunaan register R0 sampai dengan R7 ini akan membuat pemrograman lebih efisien dan singkat, bila dibandingkan pengalamatan secara langsung.
Pada gambar 2.7. menunjukkan ruang memori data internal dan eksternal pada keluarga 8051. CPU membangkitkan sinyal RD dan WR yang diperlukan selama akses RAM eksternal. Memori data internal terpetakan seperti pada gambar 2.7. Ruang memori dibagi menjadi tiga blok, yang diacukan sebagai 128 byte lower, 128 byte upper dan ruang SFR. Alamat memori data internal selalu mempunyai lebar data satu byte. Pengalamatan langsung diatas 7Fh akan mengakses satu alamat memori, dan pengalamatan tak langsung diatas 7Fh akan mengakses satu alamat yang berbeda. Demikianlah pada gambar 2.7 menunjukkan 128 byte bagian atas dan ruang SFR menempati blok alamat yang sama, yaitu 80h sampai dengan FFh,yang sebenarnya mereka terpisah secara fisik 128 byte RAM bagian bawah dikelompokkan lagi menjadi beberapa blok, seperti yang ditunjukkan pada gambar 8. 32 byte RAM paling bawah, dikelompokkan menjadi 4 bank yang masing-masing terdiri dari 8 register. Instruksi program untuk memanggil register-register ini dinamai sebagai R0 sampai dengan R7. Dua bit pada Program Status Word (PSW) dapat memilih register bank mana yang akan digunakan. Penggunaan register R0 sampai dengan R7 ini akan membuat pemrograman lebih efisien dan singkat, bila dibandingkan pengalamatan secara langsung.

Gambar
2.2.2.1.3 Memori data internal

Gambar
2.2.2.1.4 RAM internal 128 byte paling bawah
Semua pada lokasi
RAM 128 byte paling bawah dapat diakses baik dengan menggunakan pengalamatan
langsung dan tak langsung. 128 byte paling atas hanya dapat diakses dengan cara
tak langsung, gambar 2.9.

Gambar
2.2.2.1.5 RAM internal 128 byte paling atas
D.
Special Function Register  
Sebuah peta memori yang disebut ruang special function register ( SFR ) ditunjukkan pada gambar berikut. Perhatikan bahwa tidak semua alamat-alamat tersebut ditempati, dan alamat-alamat yang tak ditempati tidak diperkenankan untuk diimplementasikan. Akses baca untuk alamat ini akan menghasilkan data random, dan akses tulis akan menghasilkan efek yang tak jelas.
Sebuah peta memori yang disebut ruang special function register ( SFR ) ditunjukkan pada gambar berikut. Perhatikan bahwa tidak semua alamat-alamat tersebut ditempati, dan alamat-alamat yang tak ditempati tidak diperkenankan untuk diimplementasikan. Akses baca untuk alamat ini akan menghasilkan data random, dan akses tulis akan menghasilkan efek yang tak jelas.
E.
        Accumulator
ACC adalah register akumulator. Mnemonik untuk instruksi spesifik akumulator ini secara sederhana dapat disingkat sebagai A.
ACC adalah register akumulator. Mnemonik untuk instruksi spesifik akumulator ini secara sederhana dapat disingkat sebagai A.
F. Register       
Register B digunakan pada saat opersi perkalian dan pembagian. Selain untuk keperluan tersebut diatas, register ini dapat digunakan untuk register bebas.
Register B digunakan pada saat opersi perkalian dan pembagian. Selain untuk keperluan tersebut diatas, register ini dapat digunakan untuk register bebas.
G.
Program Status Word.       
Register PSW terdiri dari informasi status dari program .
Register PSW terdiri dari informasi status dari program .
H.
Stack Pointer          
Register Pointer stack mempunyai lebar data 8 bit. Register ini akan bertambah sebelum data disimpan selama eksekusi push dan call. Sementara stack dapat berada disembarang tempat RAM. Pointer stack diawali di alamat 07h setelah reset. Hal ini menyebabkan stack untuk memulai pada lokasi 08h.
Register Pointer stack mempunyai lebar data 8 bit. Register ini akan bertambah sebelum data disimpan selama eksekusi push dan call. Sementara stack dapat berada disembarang tempat RAM. Pointer stack diawali di alamat 07h setelah reset. Hal ini menyebabkan stack untuk memulai pada lokasi 08h.
I.
Data Pointer            
Pointer Data (DPTR) terdiri dari byte atas (DPH) dan byte bawah (DPL). Fungsi ini ditujukan untuk menyimpan data 16 bit. Dapat dimanipulasi sebagai register 16 bit atau dua 8 bit register yang berdiri sendiri.
Pointer Data (DPTR) terdiri dari byte atas (DPH) dan byte bawah (DPL). Fungsi ini ditujukan untuk menyimpan data 16 bit. Dapat dimanipulasi sebagai register 16 bit atau dua 8 bit register yang berdiri sendiri.

Gambar 2.2.2.1.6 Pemetaan Data Pointer.
2.3             
IC Regulator
2.3.1.     
IC LM7805
LM7805
merupakan IC pengatur tegangan (IC Regulator) yang menghasilkan tegangan
keluaran 5 Volt DC dengan arus pada keluaran dapat mencapai 1 A.
2.4             
IC 74HC595
IC
74HC595 (8-bit serial-in/ serial or parallel-output shift register) ini
memiliki 8-bit input serial dengan 8-bit output serial atau output paralel dan
IC ini juga memiliki storage register yang mana mempunyai pin input
pulsa clock yang terpisah dengan shift registernya.

Gambar 2.4 Konfigurasi Pin
IC 74HC595

Tabel
2.4.1 Keterangan Pin IC 74HC595
IC LM324 merupakan IC Operational
Amplifier, IC ini mempunyai 4 buah op-amp yang berfungsi sebagai comparator. IC
ini mempunyai tegangan kerja antara +5 V sampai +15V untuk +Vcc dan -5V sampai
-15V untuk -Vcc. Adapun definisi dari masing-masing pin IC LM324 adalah sebagai
berikut : 
Gambar 2.5 Konfigurasi Pin IC LM324
a.       pin 1,7,8,14 (Output)
Merupakan
sinyal output.
b.      Pin 2,6,9,13 (Inverting Input)
Semua
sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang berkebalikan
dari input. 
c.       Pin 3,5,10,12 (Non-inverting input)
Semua
sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang sama dengan
input (tidak berkebalikan).
d.      Pin 4 (+Vcc)
Pin
ini dapat beroperasi pada tegangan antara +5 Volt sampai +15 Volt.
e.       Pin 11 (-Vcc)
Pin
ini dapat beroperasi pada tegangan antara -5 Volt sampai -15 Volt.
2.6             
Komponen Dasar Elektronika
Adapun  kompnen  dasar 
elektronika  yang  dibutuhkan 
dalam  pembuatan alat ini
diantaranya:
2.6.1.     
Resistor 
Resistor  adalah  sebuah 
alat  yang  digunakan 
untuk  menghambat  arus listrik. 
Pada  sebuah  rangkaian 
listrik,  resistor  biasanya 
digunakan  untuk mendapatkan arus
yang sesuai dengan arus yang dibutuhkan oleh rangkaian.Untuk mengendalikan  arus 
dalam  sebuah  rangkaian 
listrik,  dipilih  komponen 
yang mempunyai  resistansi.  Artinya 
komponen  tersebut  memiliki 
kemampuan  untuk membatasi  arus 
listrik  yang  mengalir 
pada  rangkaian.  Bentuk 
dan  penggunaan resistor  dapat 
dibagi  atas:  Resistor 
Tetap  (Fixed  Resistor), 
Resistor  Variabel
(Potensiometer), dan Resistor yang dapat diubah secara continue (Trimpot).

Resistor
Tetap                 Potensiometer                   Trimpot                   LDR 
Gambar 2.6.1 Lambang Resistor
Resistor  pada  umumnya 
memiliki  nilai  toleransi 
1%,  2%,  3%, 
5%,  10%, dan  20%.Resistor 
yang  memiliki  nilai 
toleransi  lebih  kecil 
biasanya  lebih  mahal harganya.Resistor  juga 
dapat  di  spesifikasikan  menurut 
kapasistansinya  untuk mendisipasi
(menyerap) daya listrik dan dinyatakan dalam Watt. 
Karena  bentuk  fisik 
dari  resistor  kecil, 
maka  pada  bahannya 
diberi  nilai tahanan  dalam 
kode  warna  menurut 
standart  internasional.  Seperti 
terlihat  pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.6.2 Warna Gelang
Resistor
Keterangan  dari  warna 
gelang  resistor.Gelang  ke-1 
dan  ke-2  menyatakan angka.Gelang  ke-3 
menyatakan  faktor  pengali 
(banyaknya  nol).Dan  gelang 
ke-4 menyatakan nilai toleransinya.

Table 2.6.3 Kode warna
resistor
Contoh dari kode warna: 
Coklat
                        Hijau                Merah             Emas
              Nilai R
1                      5                      x100                 5%                  1500±5%Ohm 
Pada  resistor  tidak 
dapat  dipolaritaskan,  artinya 
jika  pemasangannya bolak-balik
tidak akan berpengaruh.
2.6.2.     
Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan
dan melepaskan  muatan  listrik 
atau  energi  listrik. 
Kemampuan  untuk  menyimpan muatan listrik pada kapasitor
disebut dengan kapasistansi atau kapasitas.

Gambar 2.6.2 Lambang
Kapasitor
Kapasitor  dapat  dibedakan 
dari  bahan  yang 
digunakan  sebagai  lapisan diantara  lempeng-lempeng  logam 
yang  disebut  dielektrikum. 
Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, mylar, kertas, polyester,
ataupun film. Pada umumnya 
kapasitor  yang  terbuat 
dari  bahan  diatas 
nilainya  kurang dari 1 mikrofarad  (1µF).satuan 
kapasitor  adalah  Farad, 
dimana  1  farad 
=  103  mF  =
106µF  =  109  nF 
=  1012  pF. 
Untuk  mengetahui  besarnya 
nilai  kapasitas  pada kapasitor  dapat 
dibaca  melalui  kode 
angka  pada  badan 
kapasitor  tersebut  yang terdiri dari 3 angka.
Angka  pertama  dan 
kedua  menunjukkan  angka 
atau  nilai  atau 
sama dengan  1µF  adalah 
kapasitor  elektrolit  (elco). 
Kapasitor  ini  memiliki 
polaritas (memiliki  kutub  positif 
dan  kutub  negatif) 
dan  biasa  disebutkan 
tegangan kerjanya.  Misalnya:  100µF 
16V,  artinya  elco 
memiliki  kapasitas  100µF 
dan tegangan kerjanya tidak boleh melebihi 16V.

Gambar 2.11. Simbol Elco dan
Gambar Elco
2.6.3.     
Dioda Pemancar Cahaya (LED)
LED  adalah  kepanjangan 
dari  Light  Emitting 
Diode  (Dioda  Pemancar Cahaya). Dioda ini akan mengeluarkan
cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8V dengan arus 1,5mA. LED banyak digunakan
sebagai lampu indikator dan peraga (display).

Gambar 2.12. Simbol dan
Gambar LED
2.6.4.     
Transistor
Transistor  merupakan  suatu 
piranti  semikonduktor  yang memiliki sifat khusus.  Secara 
ekivalen  transistor  dapat 
dibandingkan  dengan  dua 
dioda  dengan satu konfigurasi.
Transistor memiliki dua jenis yaitu :
·        
Transistor Unipolar 
Transistor  Unipolar 
adalah  transistor  yang 
hanya  memiliki  satu 
buah persambungan kutub, contohnya : FET
·        
Transistor Bipolar
Transistor  Bipolar 
adalah  transistor  yang 
memiliki  dua  persambungan kutub, contohnya adalah PNP dan
NPN.
Pada   dasarnya   transistor  
bekerja   berdasarkan   prinsip pengendalian arus  collector 
dengan  menggunakan  arus 
basis.  Dengan  kata 
lain  arus  basis mengalami  penguatan 
hingga  menjadi  sebesar 
arus  kolector.    Penguatan   
ini  bergantung  pada 
faktor  penguatan  masingmasing transistor ( Alpha dan Beta).
Konfigurasi  dasar  dari 
rangkaian  transistor  sebagai 
penguat  adalah common  base, 
common  collector,  dan 
common  emitor.  Sifat 
transistor  sebagai penguat  akan 
saturasi  pada  nilai 
tegangan  tertentu  antara 
basis  dan  emitor menjadikan transistor dapat berfungsi
sebagai saklar elektronik. (Anonim, (2011), 
http://www.google.co.id).  

Gambar 2.13 Transistor NPN
dan PNP

Gambar 2.14 Lambang
Transistor
2.7             
Relay
Relay adalah sebuah alat elektromagnetik yang dapat mengubah
kontak-kontak  saklar  sewaktu 
alat  ini  menerima 
sinyal  listrik.  Sebuah 
relay  terdiri  dari satu 
kumparan  dan  inti, 
yang  mana  bila 
dialiri  arus  kumparan 
tersebut  akan menjadi  magnet 
dan  menutup  atau 
membuka  kontak-kontak.  Kontak-kontaknya ada dua macam, yaitu NO
(Normally Open) dan NC (Normally Close). Normally Close adalah kontak relay
yang terhubung saat belum ada arus. Sewaktu ada arus yang  melewati 
kumparan  relay,  inti 
besi  lunak  akan 
dimagnetisasi,  dan  menarik kontak  sehingga 
kontak  yang  open 
kini  terhubung.  Keuntungan 
dari  relay  ini adalah 
dapat  menghubungkan  daya 
yang  besar  dengan 
memberi  daya  yang 
kecil pada kumparannya. Relay digambarkan sebagai berikut : 

Gambar 2.15. Simbol Relay
Sumber : IEI Surabaya,
Electronics Technology, 1992:5
Karena  relay  adalah 
alat  elektromagnetik  yang 
dapat  membangkitkan tegangan  mundur, 
maka  sebuah  dioda 
harus  dipasang  dalam 
rangkaian  untuk melindungi
transistor yang ada. 
2.8             
Motor
Motor  mekanik  mengubah 
energi  listrik  menjadi 
gerak  mekanik. Gerakan  memutar 
yang  merubah  gerak 
mekanik  menjadi  gerak 
listrik,  itu dilakukan  oleh 
dynamo  atau  generator. 
Kebanyakan  motor  listrik 
bekerja berdasarkan elektromagnetik, tapi motor didasari oleh fenomena
elektromagnetik lainnya.  Seperti  gaya 
elektrostatis  dan  juga 
efek  Piezoelektrik.  Prinsip 
yang fundamental  dari  motor 
elektromagnetik  yaitu  berdasarkan 
dari  tenaga mekaniknya  ketika 
kabelnya  dihubungkan  dengan 
listrik,  tanpa  adanya 
medan magnet.  Tenaga  ini 
di  deskripsikan  oleh 
hokum  gaya  Lorentz 
dan  itulah  yang memisahkan keduanya antara kabel dan
medan magnet. Kebanyakan motor listrik bergerak berputar, tetapi bisa juga
bergerak linear. Pada motor bagian dalam yang berputar  disebut 
rotor  dan  pada 
bagian  yang  tidak 
bergerak  disebut  stator. 
Rotor berputar karena ada kawat dan medan magnet.
2.9             
Motor DC
Satu dari motor putar elektromagnetik ditemukan oleh Michael
Faraday di tahun 1821 dan terdiri dari kawat yang bebas tergantung yang
dimasukkan ke dalam  mercury.  Sebuah 
magnet  permanen  diletakkan 
ditengah-tengah  mercury.
Ketika  arus  listrik 
mengalir  ke  kawat, 
kawat  tersebut  berputar 
mengelilingi magnet.  Itu  menunjukkan 
arus  yang  diberikan 
bangkit  mengedarkan  medan magnet 
disekitar  kawat.  Ini 
adalah  bentuk  termudah 
dari  motor  listrik 
yang disebut motor homopolar. 

Gambar 2.16. Motor DC
Kemudian rancangan motor listrik menggunakan penghisap pertukaran
ke dalam  solenoid.  Konsep 
itu  dapat  dilihat 
sebagai  versi  elektromagnetik  dari 
dua gerak gaya internal pembakaran mesin. Motor DC modem ditemukan
secara tidak sengaja  di  tahun 
1873  ketika  Zenobe 
Gramme  menghubungkan  sebuah 
dynamo yang  sedang  berputar 
ke  dynamo  sejenis 
yang  kedua,  penggerak 
itu  sebagai motor.
Motor DC sebelumnya mempunyai perlindungan rotasi dibentuknya
dalam elektromagnetik.  Perpindahan  perputaran 
disebut  perputaran  mundur 
langsung dari  arus  listrik 
yang  sama  setiap 
cyclenya.  Untuk  mengalirkan 
kutub  dari elektromagnetik  mendorong 
dan  menarik  melawan 
magnet  permanen  keatas 
luar dari  motor.  Kutub 
dari  perlindungan  elektromagnetik  melewatkan 
kutub  dari magnet permanen.
Pertukaran mundur polaritas dari perlindungan eletromagnetik. Pada saat
perpindahan polaritas “Inersia” tetap yang membuat motor ini bergerak. 

Gambar 2.17. Rotasi 1 Motor
DC 
Motor  listrik  sederhana, 
ketika  koil  diberi 
daya,  medan  magnet dibangkitkan disekitar sisi kiri dari
armature menekan keluar dari kiri magnet dan menekan ke arah kanan yang
disebabkan oleh rotasi.


Gambar 2.18. Rotasi Motor DC
Kecepatan  putaran  dari 
motor  DC  sebanding 
dengan  arus  listik 
yang diberikan  dan  juga 
sebanding  dengan  arus 
listrik  yang  diberikan. 
Pengendali kecepatan dapat mencapai beberapa tingkat kecepatan
tergantung dari tipe batere yang 
diberikan,  tegangan  yang 
diberikan,  resistor  dan 
komponen  elektronika lainnya. Keefektifitasan
tegangan dapat bervariasi tergantung dari seri motor atau alat  elektronik 
yang  dihubungkan  yang 
terbuat  dari  thrystor, 
transistor.  Di sirkuitnya  terbuat 
dari  tembaga,  dan 
rata-rata  tegangan  yang 
diberikan  ke  motor bervariasi  dengan 
pensaklaran,  pemberian  tegangan 
sangat  cepat.  Variasi 
“ON” dan “OFF” dapat mengubah tegangan yang diberikan.
BAB
III
PERANCANGAN
ALAT
3.1             
Blok Diagram
Secara umum blok diagram Light Detector Robot ( LDR ) sebagai berikut :

Gambar 3.1 Blok Diagram PENCUCI DAN PENGRING TANGAN.
3.1.1.      Blok
Aktivator
Pertama sumber tegangan DC dapat berupa baterai atau adaptor. Alat
pencuci tangan menggunakan sumber tegangan DC dari adaptor.
3.1.2.      Blok
input
3.1.1.                 
Switch
Pada saat kabel power sudah terhubung ke sumber
tegangan, maka arus akan mengalir melalui Switch, jika switch dalam keadaan ON
maka supply tegangan akan mengalir ke dalam rangkaian, dan sebaliknya jika
switch dalam keadaan OFF maka supply tegangan tidak ada  yang mengalir.
3.1.2.                 
LDR
                        Saat
supply tegangan  mengalir ke dalam
rangkaian, kondisi awal sensor berlogika 1 ( high ), karena sensor LDR mendapat
cahaya dari LED dan resistansi / hambatan LDR menjadi kecil. Ketika sensor
mendeteksi keberadaan tangan maka kondisi sensor berlogika 0 ( low ), karena
cahaya LED terhalang oleh tangan dan LDR tidak mendapat cahaya sehingga
resistansi LDR menjadi besar.
            Output
dari sensor kemudian akan diproses oleh mikrokontroller AT89S51 untuk mengendalikan
rangkaian driver pompa.
3.1.3.      Blok
proses
3.1.3.1.           
IC AT89S51
                        IC
AT89S51
digunakan untuk mengontrol driver pompa sesuai kondisi pada sensor. Jika sensor
1 berlogika 0 ( low ) maka mikrokontoller akan memberikan logika 1 ( high ) ke
dalam rangkaian driver dan mengaktifan relay 1 sebagai sakalar untuk
mengaktifkan pompa sampai kondisi sensor berlogika 1 ( high ) kembali. Agar
dapat berjalan sesuai algoritma tersebut, maka di buatlah program dan di simpan
dalam memory flash IC AT89S51.
3.1.3.2.           
IC LM324
Sensor LDR adalah sensor yang
resistansinya berubah terhadap cahaya, semakin terang cahaya maka semakin kecil
resistansinya, begitu juga sebaliknya jika semakin redup cahaya yang di dapat
maka semakin besar resistansinya. Output sensor LDR terhubung ke kaki inverting
IC LM324 yang berfungsi sebagai komparator / pembanding anatar tegangan sensor
dan tegangan pada trimpot. Trimpot di gunakan untuk mengatur sensitivitas
sensor LDR. Adapun rumus komparator / pembanding yang digunakan sebagai
berikut:

Gambar3.1 Rumus Komparator
3.1.3.3.           
IC 74HC595
IC
74HC595 yang memiliki paralel output untuk menentukan pergeseran  bit yang digunakan untuk mengendalikan kolom
dotmatrix, karena IC ini mempunyai shift register 8 tingkat untuk
mengatur/mengubah input data serial menjadi output data paralel. IC ini selain
memiliki shift register juga memiliki storage register untuk menyimpan hasil
atau data yang didapat dari shift registernya yang mana input pulsa clock untuk
storage register terpisah dengan input clock bagi shift registernya. Input data
serial berasal dari pin 14 (DS) yang kemudian masuk ke shift register. Untuk
pulsa clock pemicu inputan shift register berasal dari pin 11 (SHCP).
Kemudian data paralel yang dihasilkan oleh shift register dikirimkan ke storage
register dengan pulsa clock pemicunya berasal dari pin 12 (STCP).
Lalu data yang telah disimpan pada storage register akan dikeluarkan pada pin Q0
sampai Q7 bila pada pin 13 (OE’) diberikan kondisi masukan
rendah (LOW).
3.1.3.4.           
RELAY
Relay terdiri dari
Coil & Contact
coil adalah gulungan kawat yang
mendapat arus listrik, sedang contactadalah  sejenis saklar yang
pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik dicoil.  Contact
ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan
 Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).  Secara
sederhana berikut ini prinsip kerja darir elay : ketikaCoil mendapat energi
 listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik
armature yang berpegas, dan contact akan menutup
  Gambar 3.2 Prinsip Kerja
Relay
3.1.4.                 
Blok output
3.1.4.1.           
POMPA AIR
Saat relay 1 dalam kondisi aktif maka POMPA AIR
mendapat sumber tegangan dan pompa dapat berputar mengalirkan air saat
keberadaan tangan terdeteksi.
3.1.4.2.           
Lcd Display
Lcd Display yang terdiri dari 16 x 2 sebanyak 1 buah
berguna untuk menampilkan pesan – pesan singkat pada saat tidak ada perubahan
sensor ( standby ).
3.3.1.                 
3.2.2
BLOK SENSOR

Gambar
3.4 blok sensor
Rangakian sensor ini menggunakan sensor LDR. Sensor
LDR adalah sensor yang resistansinya berubah terhadap cahaya, semakin terang
cahaya maka semakin kecil resistansinya, begitu juga sebaliknya jika semakin
redup cahaya yang di dapat maka semakin besar resistansinya. Output sensor LDR
terhubung ke kaki inverting IC LM324 yang berfungsi sebagai komparator /
pembanding anatar tegangan sensor dan tegangan pada trimpot. Trimpot di gunakan
untuk mengatur sensitivitas sensor LDR. Adapun rumus komparator / pembanding
yang digunakan sebagai berikut:

Gambar3.5 Rumus Komparator
3.3.2.                 
BLOK
RELAY

3.6
Blok rangkaian relay
            Pada
rangkaian relay ini menggunakan relay magnetis 12v dan transistor 2n3904
sebagai pengendali relay. Jika kaki basis pada transistor 2n3904 diberi logika
1 maka transistor menjadi saturasi sehingga arus mengalir dari kaki kolektor ke
kaki emitor dan relay menjadi aktif dari keaadan NC ( Normaly Close ) menajadi
NO ( Normali Open )
3.3.3.                 
3.2.5
BLOK CATU DAYA

Gambar
3.8. Blok Catu Daya
Blok catu daya dari tegangan AC 220 diturunkan oleh trafo stepdown K3
menjadi 15V yang kemudian masuk ke dalam dioda bridge untuk dijadikan tegangan
DC. Sebagian tegangan tersebut dihubungkan ke IC regulator LM7805 untuk
mendapatkan tegangan sebesar 5V sebagai sumber tegangan untuk mengaktifkan
keseluruhan IC yang ada pada rangkaian (VCC) yang mana sebagai indikatornya
adalah LED.
3.2             
ANALISA
FLOWCHART

3.3.1.                 
Analisa Flowchart
1.     
Langkah
pertama dimulai dari terminal start dan kemudian tentukan apakah sumber
tegangan aktif (Power ON)  jika belum
maka akhiri program, jika ya maka ke langkah berikutnya.
2.      Langkah kedua yaitu proses untuk menampilkan
message / pesan pada Lcd display.
3.      Langkah ketiga mengambil input dari sensor 1.
apakah kondisi sensor 1 berlogika 0 ( low ) , jika ya maka pompa air menyala
hingga kondisi sensor 1 berlogika 1 ( high ) .
4.     
Langkah
keempat mengambil input dari sensor 2. apakah kondisi sensor 2 berlogika 0 (
low ) , jika ya  maka kipas menyala
hingga kondisi sensor 2 berlogika 1 ( high ). Langkah kelima jika kondisi
sensor 1 dan sensor 2 sama dengan 1 ( high ).


