BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan teknologi telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi
segala permasalahan yang timbul di sekitarnya. Salah satunya teknologi
mikrokontroler yang tidak hanya berperan dalam satu bidang saja, melainkan
disegala bidang kehidupan manusia. Banyak hal yang mungkin saat ini untuk
menyelesaikan permasalahan manusia membutuhkan biaya, waktu, tenaga yang cukup
besar penyelesaiannya. Tetapi dengan adanya kemajuan teknologi mikrokontroler,
hal-hal tersebut dapat ditekan seminimal mungkin.
Di
dalam restoran dan tempat perbelanjaan seperti mall proses pencucian tangan
masih banyak dilakukan secara manual sangatlah tidak efisien, kurang akurat
kebersihannya dan membutuhkan waktu yang relatif lama. Sebenarnya jika proses
pelayanan tersebut dapat diotomatisasikan akan sangat menguntungkan, baik itu
bagi perusahaan yang bersangkutan maupun bagi pengguna itu sendiri. Dari
sinilah penulis tertarik untuk membuat alat otomatisasi yang diberi nama “sistem
pencuci tangan otomatis dengan mikrokontroler AT89S51”.
Komponen
yang digunakan dalam pembuatan alat sistem pencuci tangan otomatis dengan mikrokontroler
AT89S51 sangat banyak dipasaran. Sebagian besar komponen berasal dari bahan
semi konduktor. Simulasi sistem pencuci tangan otomatis dengan mikrokontroler
AT89S51 menggunakan ldr sebagai input utama untuk menentukan posisi tangan
sehingga air bisa mengalir. Mikrokontroler dalam simulasi sistem pencuci tangan otomatis
dengan mikrokontroler AT89S51 sebagai unit pemroses data, dengan output berupa
relay untuk menggerakkan pompa, dan LCD sebagai tampilan yang berupa pesan teks.
1.2 Batasan Masalah
Batasan
masalah yang akan dibahas pada penulisan ini, penulis membatasi permasalahan pada cara kerja dari relay
sebagai penggerak pompa, serta fungsi komponen pendukung dari LCD sebagai
tampilan yang berupa pesan teks dan sistem pencuci tangan otomatis dengan
mikrokontroler AT89S51 hanya dapat digunakan untuk melakukan pencucian tangan
saja secara otomatis.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan ilmiah adalah untuk mempermudah pengunjung suatu restoran dan
pengunjung pasar modern seperti mall, dalam pencucian tangan secara otomatis,
tanpa harus menghidupkan kran air terlebih dahulu.
1.4 Metode Penulisan
Dalam
penulisan ilmiah ini, saya menggunakan metode penulisan diantaranya, yaitu :
a. Studi
Pustaka
Studi
pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori, data-data dan informasi
sebagai bahan acuan dalam melakukan perencanaan, percobaan, pembuatan dan
penyusunan penulisan ilmiah ini.
b.
Perencanaan dan Implementasi
Perencanaan ini
dimaksudkan untuk memperoleh perancangan dan realisasi simulasi sistem pencuci
tangan otomatis dengan AT89S51. Setelah didapatkan suatu rancangan tersebut
kemudian dibuat dan dijalankan.
c. Uji
coba alat
Melakukan
pengujian secara visual serta melakukan pengujian komponen dan koneksi antara
alat secara keseluruhan.
1.5 Sistematika Penulisan
Di
dalam penulisan ilmiah ini dapat diuraikan menjadi bagian - bagian yang
tersusun secara garis besar, sebagai berikut :
Bab I : Merupakan pendahuluan yang
memperkenalkan materi yang akan dibahas dalam penulisan ilmiah ini, mencakup
latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
Bab II : Merupakan
landasan teori yang menguraiakan secara garis besar teori dasar dari rangkaian.
Bab III : Dalam bab ini berisi analisa dan cara kerja rangkaian
secara blok diagram dan cara kerja secara detail.
Bab IV : Merupakan metode pengujian alat yang terdiri dari
beberapa percobaan beserta hasilnya.
Bab V : Merupakan
penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran - saran.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Untuk mengetahui karakteristik
dari setiap komponen
dan bahasa pemrograman yang digunakan pada rangkaian ini, maka diperlukan
adanya teori yang dapat membantu
agar suatu rangkaian
dapat bekerja dengan
baik, sehingga di dapat
hasil yang maksimal.
Komponen dan bahasa
pemrogramanyang digunakan
dalam rangkaian “sistem
pencuci tangan otomatis dengan mikrokontroler AT89S51” adalah sebagai berikut :
2.1 Mikrokontroller secara umum
Mikrokontroler adalah
suatu pengendali mikro,
sebagai suatu terobosan mikroprosesor dan
mikrokomputer. Sebagai teknologi
baru yakni teknologi semikonduktor dengan
kandungan transistor yang
lebih banyak namun membutuhkan ruang
kecil serta dapat
diproduksi dalam jumlah
yang banyak. Mikrokontroler merupakan
sebuah sistem komputer
yang seluruh atau
sebagian besar elemennya dikemas
dalam satu chip,
sehingga sering disebut
single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan
sebuah sistem komputer
yang mempunyai satu atau
beberapa tugas yang
sangat spesifik, berbeda
dengan personal komputer yang memiliki beragam fungsi. Perbedaan yang
lainnya adalah perbandingan RAM dan ROM yang sangat berbeda antara personal komputer dengan
mikrokontroler. Dalam
mikrokontroler ROM jauh lebih
besar di banding RAM, sedangkan dalam
personal komputer RAM
jauh lebih besar
dibanding ROM.
Mikrokontroler dapat
dikelompokkan dalam satu
keluarga, masing –
masing mikrokontroler memiliki
spesifikasi tersendiri namun
kompatibel/cocok dalam pemrogramannya.
Contoh dari keluarga mikrokontroler :
1.
Keluarga MCS-51
2.
Keluarga MC68HC05
3.
Keluarga MC68HC11
4.
Keluarga AVR
5.
Keluarga PIC 8
Bermula dari dibuatnya
IC (Integrated Circuit).
Selain IC, alat
yang dapat berfungsi sebagai
kendali adalah chip
sama halnya dengan
IC. Chip merupakan perkembangan dari
IC, dimana chip
berisikan rangkaian elektronika
yang dibuat dari artikel silicon
yang mampu melakukan proses logika. Chip berfungsi sebagai media penyimpan
program dan data,
karena pada sebuah
chip tersedia RAM dimana
data dan program
ini digunakan oleh
logic chip dalam
menjalankan prosesnya. Chip lebih
diidentikkan dengan dengan
kata mikroprosesor.
Mikroprosesor adalah bagian
dari CPU (Central
Processing Unit) yang
terdapat pada komputer tanpa adanya
memory, I/O yang dibutuhkan oleh sebuah system yang lengkap.
Selain mikroprosesor ada
sebuah chip lagi
yang dikenal dengan nama
mikrokomputer. Berbeda dengan
mikroprosesor, pada mikrokomputer
ini telah tersedia I/O
dan memory. Dengan
kemajuan teknologi dan
dengan perkembangan chip yang
pesat sehingga saat
ini didalam sekeping
chip terdapat CPU memory
dan control I/O.
Chip jenis ini
sering disebut mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki
kemampuan untuk mengolah
serta memproses data sekaligus juga dapat digunakan sebagai
unit kendali, maka dengan sekeping chip yaitu
mikrokontroler kita dapat
mengendalikan suatu alat.Mikrokontroler mempunyai perbedaan
dengan mikroprosesor dan
mikrokomputer.Suatu mikroprosesor merupakan bagian dari CPU tanpa memori
dan I/O pendukung dari sebuah computer, sedangkan mikrokontroler umumnya
terdiri atas CPU, memory, I/O tertentu dan unit – unit pendukung lainnya.
Pada dasarnya terdapat perbedaan sangat mencolok antara
mikrokontroler dan mikroprosesor serta
mikrokomputer yaitu pada
aplikasinya, karena
mikrokontroler hanya dapat
digunakan pada aplikasi
tertentu saja. Kelebihan lainnya yaitu terletak pada
perbandingan RAM dan ROM. Sehingga
ukuran board mikrokontroler menjadi sangat
ringkas atau kecil,
dari kelebihan yang
ada terdapat keuntungan pemakaian mikrokontroler dengan mikroprosesor
yaitu pada mikrokontroler sudah terdapat RAM dan peralatan I/O pendukung
sehingga tidak perlu menambahnya lagi.
Pada dasarnya struktur
dari mikroprosesor memiliki kemiripan dengan mikrokontroler.
Gambar 2.1. Blok
Mikrokontroller Secara Umum
Penjelasan
masing – masing blok :
a. CPU (Central Processing Unit)
CPU adalah suatu unit pengolah pusat yang terdiri atas 2 bagian,
yaitu unit pengendal (control unit
) dan unit
logika (arithmetic and
logic unit). Disamping itu juga, CPU mempunyai beberapa
simpanan yang berukuran kecil yang disebut dengan register.
Adapun fungsi utama
dari unit pengendali
ini adalah mengatur dan
mengendalikan semua peralatan
yang ada pada
system computer dan
juga dapat mengatur kapan
alat input menerima
data dan kapan
data diolah serta ditampilkan pada
alat output. Sedangkan
unit logika berfungsi
untuk melakukan semua perhitungan
aritmatika yang terjadi
sesuai dengan instruksi
program dan dapat juga melakukan
keputusan dari operasi logika atau pengambilan keputusan sesuai dengan
instruksi yang diberikan padanya.
b. Bus Alamat
Bus alamat berfungsi
sebagai sejumlah lintasan
saluran pengalamatan antara alamat
dengan sebuah computer. Pengalamatan
ini harus ditentukan terlebih dahulu
untuk menghindari terjadinya
kesalahan pengiriman sebuah instruksi dan
terjadinya bentrok antara
dua buah alat
yang bekerja secara bersamaan.
c. Bus Data
Bus data merupakan
sejumlah lintasan saluran
keluar masuknya data dalam
suatu mikrokontroler. Pada
umumnya saluran data
yang masuk sama dengan saluran data yang keluar.
d. Bus Kontrol
Bus control atau bus kendali ini berfungsi untuk menyerempakkan
operasi mikrokontroler dengan operasi rangkaian luar.
e. Memori
Didalam sebuah mikrokontroller terdapat
suatu memori yang
berfungsi untuk menyimpan data
atau program. Ada
beberapa jenis memori,
diantaranya adalah RAM dan
ROM serta ada
tingkat memori, diantaranya
adalah register internal, memori
utama dan memori
masal. Registrasi internal
adalah memori yang terdapat
didalam ALU. Memori utama adalah memori
yang ada pada suatu sistem, waktu aksesnya
lebih lambat dibandingkan register internal.
Sedangkan memori masal dipakai
untuk penyimpanan berkapasitas
tinggi, yang biasanya berbentuk disket, pita magnetic atau
kaset.
f. RAM (Random Access Memory)
RAM adalah memori
yang dapat dibaca
atau ditulis. Data
dalam RAM bersifat volatile
dimana isinya akan hilang begitu IC kehilangan catu daya, karena sifat yang
demikian RAM hanya
digunakan untuk menyimpan
data pada saat program bekerja.
Kutipan
: Lingga, Whardana. 2006.Mikrokontroller Seri AVR 8535.. Yogyakarta:
Andi
Offset.
2.2
Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler
tipe AT89S51 merupakan mikrokontroler keluarga MCS-51 dengan konfigurasi yang
sama persis dengan AT89C51 yang cukup terkenal, hanya saja AT89S51 mempunyai
fitur ISP (In-System Programmable Flash Memory). Fitur ini memungkinkan
mikrokontroler dapat diprogram langsung dalam suatu sistem elektronik tanpa
melalui Programmer Board atau Downloader Board. Mikrokontroler dapat diprogram
langsung melalui kabel ISP yang dihubungkan dengan paralel port pada suatu
Personal Computer.
Adapun fitur yang dimiliki Mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :
Adapun fitur yang dimiliki Mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut :
1.
Sebuah CPU (Central Processing Unit) 8 bit yang termasuk keluarga MCS51.
2. Osilator internal dan rangkaian pewaktu, RAM internal 128 byte (on chip).
3. Empat buah Programmable port I/O,masing-masing terdiri atas 8 jalur I/O
4. Dua buah Timer Counter 16 bit.
5. Lima buah jalur interupsi (2 interupsi external dan 3 interupsi internal )
6. Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART.
7. Kemampuan melaksanakan operasi perkalian, pembagian dan operasi Boolean (bit)
8. Kecepatan pelaksanaan instruksi per siklus 1 microdetik pada frekuensi clock 12 MHz
9. 4 Kbytes Flash ROM yang dapat diisi dan dihapus sampai 1000 kali
10. In-System Programmable Flash Memory
2. Osilator internal dan rangkaian pewaktu, RAM internal 128 byte (on chip).
3. Empat buah Programmable port I/O,masing-masing terdiri atas 8 jalur I/O
4. Dua buah Timer Counter 16 bit.
5. Lima buah jalur interupsi (2 interupsi external dan 3 interupsi internal )
6. Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART.
7. Kemampuan melaksanakan operasi perkalian, pembagian dan operasi Boolean (bit)
8. Kecepatan pelaksanaan instruksi per siklus 1 microdetik pada frekuensi clock 12 MHz
9. 4 Kbytes Flash ROM yang dapat diisi dan dihapus sampai 1000 kali
10. In-System Programmable Flash Memory
Dengan
keistimewaan diatas, pembuatan alat menggunakan AT89S51 menjadi lebih sederhana
dan tidak memerlukan IC pendukung yang banyak. Sehingga mikrokontroler AT89S51
ini mempunyai keistimewaan dari segi perangkat keras.
Gambar 2.2 Blok Diagram AT89S51
2.2.1. Konfigurasi
Pin AT89S51
Gambar 2.2.1 Konfigurasi Pin AT89S51
Mikrokontroler AT89S51 memiliki pin berjumlah 40 dan umumnya
dikemas dalam DIP (Dual Inline Package). Masing-masing pin pada mikrokontroler
AT89S51 mempunyai kegunaan sebagai berikut:
Port 0
Port 0 merupakan port dua fungsi yang berada pada pin 32-39 dari AT89S51. Dalam rancangan sistem sederhana port ini sebagai port I/O serbaguna. Untuk rancangan yang lebih komplek dengan melibatkan memori eksternal jalur ini dimultiplek untuk bus data dan bus alamat.
Port 1
Port 1 disediakan sebagai port I/O dan berada pada pin 1-8. Beberapa pin pada port ini memiliki fungsi khusus yaitu P1.5 (MOSI), P1.6 (MISO), P1.7 (SCK) yang digunakan untuk jalur download program.
Port 2
Port 2 ( pin 21-28 ) merupakan port dua fungsi yaitu sebagai I/O serbaguna, atau sebagai bus alamat byte tinggi untuk rancangan yang melibatkan memori eksternal.
Port 0
Port 0 merupakan port dua fungsi yang berada pada pin 32-39 dari AT89S51. Dalam rancangan sistem sederhana port ini sebagai port I/O serbaguna. Untuk rancangan yang lebih komplek dengan melibatkan memori eksternal jalur ini dimultiplek untuk bus data dan bus alamat.
Port 1
Port 1 disediakan sebagai port I/O dan berada pada pin 1-8. Beberapa pin pada port ini memiliki fungsi khusus yaitu P1.5 (MOSI), P1.6 (MISO), P1.7 (SCK) yang digunakan untuk jalur download program.
Port 2
Port 2 ( pin 21-28 ) merupakan port dua fungsi yaitu sebagai I/O serbaguna, atau sebagai bus alamat byte tinggi untuk rancangan yang melibatkan memori eksternal.
Port
3
Port 3 adalah port dua fungsi yang berada pada pin 10-17, port ini memiliki multi fungsi, seperti yang terdapat pada tabel 1.1 berikut ini :
Port 3 adalah port dua fungsi yang berada pada pin 10-17, port ini memiliki multi fungsi, seperti yang terdapat pada tabel 1.1 berikut ini :
BIT
NAME BIT ADDRESS ALTERNATE FUNCTION
P3.0 RXD B0h Receive data for serial port
P3.1 TXD B1h Transmit data for serial port
P3.2 INT0 B2h External interrupt 0
P3.3 INT1 B3h External interrupt 1
P3.4 T0 B4h Timer/counter 0 external input
P3.5 T1 B5h Timer/counter 1 external input
P3.6 WR B6h External data memory write strobe
P3.7 RD B7h External data memory read strobe
P3.0 RXD B0h Receive data for serial port
P3.1 TXD B1h Transmit data for serial port
P3.2 INT0 B2h External interrupt 0
P3.3 INT1 B3h External interrupt 1
P3.4 T0 B4h Timer/counter 0 external input
P3.5 T1 B5h Timer/counter 1 external input
P3.6 WR B6h External data memory write strobe
P3.7 RD B7h External data memory read strobe
2.2.1.1
PSEN (Program Store Enable)
PSEN (Program Store Enable) adalah sebuah sinyal keluaran
yang terdapat pada pin 29. Fungsinya adalah sebagai sinyal kontrol untuk
memungkinkan mikrokontroler membaca program (code) dari memori eksternal.
Biasanya pin ini dihubungkan ke pin EPROM. Jika eksekusi program dari ROM
internal atau dari flash memori (ATMEL AT89SXX), maka berada pada kondisi tidak
aktif (high).
2.2.1.2
ALE (Address Latch Enable)
Sinyal output ALE yang berada pada pin 30 fungsinya sama dengan ALE pada microprocessor INTEL 8085, 8088 atau 8086. Sinyal ALE dipergunakan untuk demultiplek bus alamat dan bus data. Sinyal ALE membangkitkan pulsa sebesar 1/6 frekuensi oscillator dan dapat dipakai sebagai clock yang dapat dipergunakan secara umum.
Sinyal output ALE yang berada pada pin 30 fungsinya sama dengan ALE pada microprocessor INTEL 8085, 8088 atau 8086. Sinyal ALE dipergunakan untuk demultiplek bus alamat dan bus data. Sinyal ALE membangkitkan pulsa sebesar 1/6 frekuensi oscillator dan dapat dipakai sebagai clock yang dapat dipergunakan secara umum.
2.2.1.3
EA(External Access)
Masukan sinyal terdapat pada pin 31 yang dapat diberikan logika rendah (ground) atau logika tinggi (+5V). Jika diberikan logika tinggi maka mikrokontroler akan mengakses program dari ROM internal (EPROM/flash memori). Jika diberi logika rendah maka mikrokontroler akan mengakses program dari memori eksternal.
Masukan sinyal terdapat pada pin 31 yang dapat diberikan logika rendah (ground) atau logika tinggi (+5V). Jika diberikan logika tinggi maka mikrokontroler akan mengakses program dari ROM internal (EPROM/flash memori). Jika diberi logika rendah maka mikrokontroler akan mengakses program dari memori eksternal.
2.2.1.4
RST (Reset)
Input reset pada pin 9 adalah reset master untuk AT89S51. Pulsa transisi dari tinggi selama 2 siklus ke rendah akan mereset mikrokontroler.
Input reset pada pin 9 adalah reset master untuk AT89S51. Pulsa transisi dari tinggi selama 2 siklus ke rendah akan mereset mikrokontroler.
2.2.1.5
Oscillator
Oscillator yang disediakan pada chip dikemudikan dengan XTAL yang dihubungkan pada pin 18 dan pin 19. Diperlukan kapasitor penstabil sebesar 30 pF. Besar nilai XTAL sekitar 3 MHz sampai 33 MHz. XTAL1 adalah input ke pembalikan penguat osilator (inverting oscillator amplifier) dan input ke clock internal pengoperasian rangkaian. Sedangkan XTAL2 adalah output dari pembalikan penguat osilator.
Oscillator yang disediakan pada chip dikemudikan dengan XTAL yang dihubungkan pada pin 18 dan pin 19. Diperlukan kapasitor penstabil sebesar 30 pF. Besar nilai XTAL sekitar 3 MHz sampai 33 MHz. XTAL1 adalah input ke pembalikan penguat osilator (inverting oscillator amplifier) dan input ke clock internal pengoperasian rangkaian. Sedangkan XTAL2 adalah output dari pembalikan penguat osilator.
Gambar
2.2.1.5 Konfigurasi Xtal Osilator
2.2.1.6
Power
AT89S51 dioperasikan pada tegangan supply +5v, pin Vcc berada pada nomor 40 dan Vss (ground) pada pin 20.
AT89S51 dioperasikan pada tegangan supply +5v, pin Vcc berada pada nomor 40 dan Vss (ground) pada pin 20.
2.2.2. Peta
Memori AT89S51
2.2.2.1 Memori Program
A. Pemisahan Memori Program dan Data
Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari memori program dan data, mengijinkan memori data untuk diakses dengan pengalamatan 8 bit, yang dengan cepat dapat disimpan dan dimanipulasi dengan CPU 8 bit. Selain itu, pengalamatan memori data 16 bit dapat juga dibangkitkan melalui register DPTR. Memori program ( ROM, EPROM dan FLASH ) hanya dapat dibaca, tidak ditulis. Memori program dapat mencapai sampai 64K byte. Pada 89S51, 4K byte memori program terdapat didalam chip. Untuk membaca memori program eksternal mikrokontroller mengirim sinyal PSEN ( program store enable ) . Memori data ( RAM ) menempati ruang alamat yang terpisah dari memori program. Pada keluarga 8051, 128 byte terendah dari memori data, berada didalam chip. RAM eksternal (maksimal 64K byte). Dalam pengaksesan RAM Eksternal, mikrokontroller mingirimkan sinyal RD ( baca ) dan WR ( tulis ).
Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari memori program dan data, mengijinkan memori data untuk diakses dengan pengalamatan 8 bit, yang dengan cepat dapat disimpan dan dimanipulasi dengan CPU 8 bit. Selain itu, pengalamatan memori data 16 bit dapat juga dibangkitkan melalui register DPTR. Memori program ( ROM, EPROM dan FLASH ) hanya dapat dibaca, tidak ditulis. Memori program dapat mencapai sampai 64K byte. Pada 89S51, 4K byte memori program terdapat didalam chip. Untuk membaca memori program eksternal mikrokontroller mengirim sinyal PSEN ( program store enable ) . Memori data ( RAM ) menempati ruang alamat yang terpisah dari memori program. Pada keluarga 8051, 128 byte terendah dari memori data, berada didalam chip. RAM eksternal (maksimal 64K byte). Dalam pengaksesan RAM Eksternal, mikrokontroller mingirimkan sinyal RD ( baca ) dan WR ( tulis ).
Gambar 2.2.2.1 Struktur memori mikrokontroler keluarga MCS51
Gambar
2.2.2.1.1 Arsitektur Memori Mikrokontroller 8051
B.
Memori Program
Gambar 1.5. menunjukkan suatu peta bagian bawah dari memori program. Setelah reset CPU mulai melakukan eksekusi dari lokasi 0000H. Sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 1.6, setiap interupsi ditempatkan pada suatu lokasi tertentu pada memori program. Interupsi menyebabkan CPU untuk melompat ke lokasi dimana harus dilakukan suatu layanan tertentu. Interupsi Eksternal 0, sebagi contoh, menempatai lokasi 0003H. Jika Interupsi Eksternal 0 akan digunakan, maka layanan rutin harus dimulai pada lokasi 0003H. Jika interupsi ini tidak digunakan, lokasi layanan ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan sebagai Memori Program.
Gambar 1.5. menunjukkan suatu peta bagian bawah dari memori program. Setelah reset CPU mulai melakukan eksekusi dari lokasi 0000H. Sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 1.6, setiap interupsi ditempatkan pada suatu lokasi tertentu pada memori program. Interupsi menyebabkan CPU untuk melompat ke lokasi dimana harus dilakukan suatu layanan tertentu. Interupsi Eksternal 0, sebagi contoh, menempatai lokasi 0003H. Jika Interupsi Eksternal 0 akan digunakan, maka layanan rutin harus dimulai pada lokasi 0003H. Jika interupsi ini tidak digunakan, lokasi layanan ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan sebagai Memori Program.
Gambar
2.2.2.1.2 Peta Interupsi mikrokontroller 8051
C. Memori Data
Pada gambar 2.7. menunjukkan ruang memori data internal dan eksternal pada keluarga 8051. CPU membangkitkan sinyal RD dan WR yang diperlukan selama akses RAM eksternal. Memori data internal terpetakan seperti pada gambar 2.7. Ruang memori dibagi menjadi tiga blok, yang diacukan sebagai 128 byte lower, 128 byte upper dan ruang SFR. Alamat memori data internal selalu mempunyai lebar data satu byte. Pengalamatan langsung diatas 7Fh akan mengakses satu alamat memori, dan pengalamatan tak langsung diatas 7Fh akan mengakses satu alamat yang berbeda. Demikianlah pada gambar 2.7 menunjukkan 128 byte bagian atas dan ruang SFR menempati blok alamat yang sama, yaitu 80h sampai dengan FFh,yang sebenarnya mereka terpisah secara fisik 128 byte RAM bagian bawah dikelompokkan lagi menjadi beberapa blok, seperti yang ditunjukkan pada gambar 8. 32 byte RAM paling bawah, dikelompokkan menjadi 4 bank yang masing-masing terdiri dari 8 register. Instruksi program untuk memanggil register-register ini dinamai sebagai R0 sampai dengan R7. Dua bit pada Program Status Word (PSW) dapat memilih register bank mana yang akan digunakan. Penggunaan register R0 sampai dengan R7 ini akan membuat pemrograman lebih efisien dan singkat, bila dibandingkan pengalamatan secara langsung.
Pada gambar 2.7. menunjukkan ruang memori data internal dan eksternal pada keluarga 8051. CPU membangkitkan sinyal RD dan WR yang diperlukan selama akses RAM eksternal. Memori data internal terpetakan seperti pada gambar 2.7. Ruang memori dibagi menjadi tiga blok, yang diacukan sebagai 128 byte lower, 128 byte upper dan ruang SFR. Alamat memori data internal selalu mempunyai lebar data satu byte. Pengalamatan langsung diatas 7Fh akan mengakses satu alamat memori, dan pengalamatan tak langsung diatas 7Fh akan mengakses satu alamat yang berbeda. Demikianlah pada gambar 2.7 menunjukkan 128 byte bagian atas dan ruang SFR menempati blok alamat yang sama, yaitu 80h sampai dengan FFh,yang sebenarnya mereka terpisah secara fisik 128 byte RAM bagian bawah dikelompokkan lagi menjadi beberapa blok, seperti yang ditunjukkan pada gambar 8. 32 byte RAM paling bawah, dikelompokkan menjadi 4 bank yang masing-masing terdiri dari 8 register. Instruksi program untuk memanggil register-register ini dinamai sebagai R0 sampai dengan R7. Dua bit pada Program Status Word (PSW) dapat memilih register bank mana yang akan digunakan. Penggunaan register R0 sampai dengan R7 ini akan membuat pemrograman lebih efisien dan singkat, bila dibandingkan pengalamatan secara langsung.
Gambar
2.2.2.1.3 Memori data internal
Gambar
2.2.2.1.4 RAM internal 128 byte paling bawah
Semua pada lokasi
RAM 128 byte paling bawah dapat diakses baik dengan menggunakan pengalamatan
langsung dan tak langsung. 128 byte paling atas hanya dapat diakses dengan cara
tak langsung, gambar 2.9.
Gambar
2.2.2.1.5 RAM internal 128 byte paling atas
D.
Special Function Register
Sebuah peta memori yang disebut ruang special function register ( SFR ) ditunjukkan pada gambar berikut. Perhatikan bahwa tidak semua alamat-alamat tersebut ditempati, dan alamat-alamat yang tak ditempati tidak diperkenankan untuk diimplementasikan. Akses baca untuk alamat ini akan menghasilkan data random, dan akses tulis akan menghasilkan efek yang tak jelas.
Sebuah peta memori yang disebut ruang special function register ( SFR ) ditunjukkan pada gambar berikut. Perhatikan bahwa tidak semua alamat-alamat tersebut ditempati, dan alamat-alamat yang tak ditempati tidak diperkenankan untuk diimplementasikan. Akses baca untuk alamat ini akan menghasilkan data random, dan akses tulis akan menghasilkan efek yang tak jelas.
E.
Accumulator
ACC adalah register akumulator. Mnemonik untuk instruksi spesifik akumulator ini secara sederhana dapat disingkat sebagai A.
ACC adalah register akumulator. Mnemonik untuk instruksi spesifik akumulator ini secara sederhana dapat disingkat sebagai A.
F. Register
Register B digunakan pada saat opersi perkalian dan pembagian. Selain untuk keperluan tersebut diatas, register ini dapat digunakan untuk register bebas.
Register B digunakan pada saat opersi perkalian dan pembagian. Selain untuk keperluan tersebut diatas, register ini dapat digunakan untuk register bebas.
G.
Program Status Word.
Register PSW terdiri dari informasi status dari program .
Register PSW terdiri dari informasi status dari program .
H.
Stack Pointer
Register Pointer stack mempunyai lebar data 8 bit. Register ini akan bertambah sebelum data disimpan selama eksekusi push dan call. Sementara stack dapat berada disembarang tempat RAM. Pointer stack diawali di alamat 07h setelah reset. Hal ini menyebabkan stack untuk memulai pada lokasi 08h.
Register Pointer stack mempunyai lebar data 8 bit. Register ini akan bertambah sebelum data disimpan selama eksekusi push dan call. Sementara stack dapat berada disembarang tempat RAM. Pointer stack diawali di alamat 07h setelah reset. Hal ini menyebabkan stack untuk memulai pada lokasi 08h.
I.
Data Pointer
Pointer Data (DPTR) terdiri dari byte atas (DPH) dan byte bawah (DPL). Fungsi ini ditujukan untuk menyimpan data 16 bit. Dapat dimanipulasi sebagai register 16 bit atau dua 8 bit register yang berdiri sendiri.
Pointer Data (DPTR) terdiri dari byte atas (DPH) dan byte bawah (DPL). Fungsi ini ditujukan untuk menyimpan data 16 bit. Dapat dimanipulasi sebagai register 16 bit atau dua 8 bit register yang berdiri sendiri.
Gambar 2.2.2.1.6 Pemetaan Data Pointer.
2.3
IC Regulator
2.3.1.
IC LM7805
LM7805
merupakan IC pengatur tegangan (IC Regulator) yang menghasilkan tegangan
keluaran 5 Volt DC dengan arus pada keluaran dapat mencapai 1 A.
2.4
IC 74HC595
IC
74HC595 (8-bit serial-in/ serial or parallel-output shift register) ini
memiliki 8-bit input serial dengan 8-bit output serial atau output paralel dan
IC ini juga memiliki storage register yang mana mempunyai pin input
pulsa clock yang terpisah dengan shift registernya.
Gambar 2.4 Konfigurasi Pin
IC 74HC595
Tabel
2.4.1 Keterangan Pin IC 74HC595
IC LM324 merupakan IC Operational
Amplifier, IC ini mempunyai 4 buah op-amp yang berfungsi sebagai comparator. IC
ini mempunyai tegangan kerja antara +5 V sampai +15V untuk +Vcc dan -5V sampai
-15V untuk -Vcc. Adapun definisi dari masing-masing pin IC LM324 adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.5 Konfigurasi Pin IC LM324
a. pin 1,7,8,14 (Output)
Merupakan
sinyal output.
b. Pin 2,6,9,13 (Inverting Input)
Semua
sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang berkebalikan
dari input.
c. Pin 3,5,10,12 (Non-inverting input)
Semua
sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang sama dengan
input (tidak berkebalikan).
d. Pin 4 (+Vcc)
Pin
ini dapat beroperasi pada tegangan antara +5 Volt sampai +15 Volt.
e. Pin 11 (-Vcc)
Pin
ini dapat beroperasi pada tegangan antara -5 Volt sampai -15 Volt.
2.6
Komponen Dasar Elektronika
Adapun kompnen dasar
elektronika yang dibutuhkan
dalam pembuatan alat ini
diantaranya:
2.6.1.
Resistor
Resistor adalah sebuah
alat yang digunakan
untuk menghambat arus listrik.
Pada sebuah rangkaian
listrik, resistor biasanya
digunakan untuk mendapatkan arus
yang sesuai dengan arus yang dibutuhkan oleh rangkaian.Untuk mengendalikan arus
dalam sebuah rangkaian
listrik, dipilih komponen
yang mempunyai resistansi. Artinya
komponen tersebut memiliki
kemampuan untuk membatasi arus
listrik yang mengalir
pada rangkaian. Bentuk
dan penggunaan resistor dapat
dibagi atas: Resistor
Tetap (Fixed Resistor),
Resistor Variabel
(Potensiometer), dan Resistor yang dapat diubah secara continue (Trimpot).
Resistor
Tetap Potensiometer Trimpot LDR
Gambar 2.6.1 Lambang Resistor
Resistor pada umumnya
memiliki nilai toleransi
1%, 2%, 3%,
5%, 10%, dan 20%.Resistor
yang memiliki nilai
toleransi lebih kecil
biasanya lebih mahal harganya.Resistor juga
dapat di spesifikasikan menurut
kapasistansinya untuk mendisipasi
(menyerap) daya listrik dan dinyatakan dalam Watt.
Karena bentuk fisik
dari resistor kecil,
maka pada bahannya
diberi nilai tahanan dalam
kode warna menurut
standart internasional. Seperti
terlihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.6.2 Warna Gelang
Resistor
Keterangan dari warna
gelang resistor.Gelang ke-1
dan ke-2 menyatakan angka.Gelang ke-3
menyatakan faktor pengali
(banyaknya nol).Dan gelang
ke-4 menyatakan nilai toleransinya.
Table 2.6.3 Kode warna
resistor
Contoh dari kode warna:
Coklat
Hijau Merah Emas
Nilai R
1 5 x100 5% 1500±5%Ohm
Pada resistor tidak
dapat dipolaritaskan, artinya
jika pemasangannya bolak-balik
tidak akan berpengaruh.
2.6.2.
Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan
dan melepaskan muatan listrik
atau energi listrik.
Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor
disebut dengan kapasistansi atau kapasitas.
Gambar 2.6.2 Lambang
Kapasitor
Kapasitor dapat dibedakan
dari bahan yang
digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-lempeng logam
yang disebut dielektrikum.
Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, mylar, kertas, polyester,
ataupun film. Pada umumnya
kapasitor yang terbuat
dari bahan diatas
nilainya kurang dari 1 mikrofarad (1µF).satuan
kapasitor adalah Farad,
dimana 1 farad
= 103 mF =
106µF = 109 nF
= 1012 pF.
Untuk mengetahui besarnya
nilai kapasitas pada kapasitor dapat
dibaca melalui kode
angka pada badan
kapasitor tersebut yang terdiri dari 3 angka.
Angka pertama dan
kedua menunjukkan angka
atau nilai atau
sama dengan 1µF adalah
kapasitor elektrolit (elco).
Kapasitor ini memiliki
polaritas (memiliki kutub positif
dan kutub negatif)
dan biasa disebutkan
tegangan kerjanya. Misalnya: 100µF
16V, artinya elco
memiliki kapasitas 100µF
dan tegangan kerjanya tidak boleh melebihi 16V.
Gambar 2.11. Simbol Elco dan
Gambar Elco
2.6.3.
Dioda Pemancar Cahaya (LED)
LED adalah kepanjangan
dari Light Emitting
Diode (Dioda Pemancar Cahaya). Dioda ini akan mengeluarkan
cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8V dengan arus 1,5mA. LED banyak digunakan
sebagai lampu indikator dan peraga (display).
Gambar 2.12. Simbol dan
Gambar LED
2.6.4.
Transistor
Transistor merupakan suatu
piranti semikonduktor yang memiliki sifat khusus. Secara
ekivalen transistor dapat
dibandingkan dengan dua
dioda dengan satu konfigurasi.
Transistor memiliki dua jenis yaitu :
·
Transistor Unipolar
Transistor Unipolar
adalah transistor yang
hanya memiliki satu
buah persambungan kutub, contohnya : FET
·
Transistor Bipolar
Transistor Bipolar
adalah transistor yang
memiliki dua persambungan kutub, contohnya adalah PNP dan
NPN.
Pada dasarnya transistor
bekerja berdasarkan prinsip pengendalian arus collector
dengan menggunakan arus
basis. Dengan kata
lain arus basis mengalami penguatan
hingga menjadi sebesar
arus kolector. Penguatan
ini bergantung pada
faktor penguatan masingmasing transistor ( Alpha dan Beta).
Konfigurasi dasar dari
rangkaian transistor sebagai
penguat adalah common base,
common collector, dan
common emitor. Sifat
transistor sebagai penguat akan
saturasi pada nilai
tegangan tertentu antara
basis dan emitor menjadikan transistor dapat berfungsi
sebagai saklar elektronik. (Anonim, (2011),
http://www.google.co.id).
Gambar 2.13 Transistor NPN
dan PNP
Gambar 2.14 Lambang
Transistor
2.7
Relay
Relay adalah sebuah alat elektromagnetik yang dapat mengubah
kontak-kontak saklar sewaktu
alat ini menerima
sinyal listrik. Sebuah
relay terdiri dari satu
kumparan dan inti,
yang mana bila
dialiri arus kumparan
tersebut akan menjadi magnet
dan menutup atau
membuka kontak-kontak. Kontak-kontaknya ada dua macam, yaitu NO
(Normally Open) dan NC (Normally Close). Normally Close adalah kontak relay
yang terhubung saat belum ada arus. Sewaktu ada arus yang melewati
kumparan relay, inti
besi lunak akan
dimagnetisasi, dan menarik kontak sehingga
kontak yang open
kini terhubung. Keuntungan
dari relay ini adalah
dapat menghubungkan daya
yang besar dengan
memberi daya yang
kecil pada kumparannya. Relay digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.15. Simbol Relay
Sumber : IEI Surabaya,
Electronics Technology, 1992:5
Karena relay adalah
alat elektromagnetik yang
dapat membangkitkan tegangan mundur,
maka sebuah dioda
harus dipasang dalam
rangkaian untuk melindungi
transistor yang ada.
2.8
Motor
Motor mekanik mengubah
energi listrik menjadi
gerak mekanik. Gerakan memutar
yang merubah gerak
mekanik menjadi gerak
listrik, itu dilakukan oleh
dynamo atau generator.
Kebanyakan motor listrik
bekerja berdasarkan elektromagnetik, tapi motor didasari oleh fenomena
elektromagnetik lainnya. Seperti gaya
elektrostatis dan juga
efek Piezoelektrik. Prinsip
yang fundamental dari motor
elektromagnetik yaitu berdasarkan
dari tenaga mekaniknya ketika
kabelnya dihubungkan dengan
listrik, tanpa adanya
medan magnet. Tenaga ini
di deskripsikan oleh
hokum gaya Lorentz
dan itulah yang memisahkan keduanya antara kabel dan
medan magnet. Kebanyakan motor listrik bergerak berputar, tetapi bisa juga
bergerak linear. Pada motor bagian dalam yang berputar disebut
rotor dan pada
bagian yang tidak
bergerak disebut stator.
Rotor berputar karena ada kawat dan medan magnet.
2.9
Motor DC
Satu dari motor putar elektromagnetik ditemukan oleh Michael
Faraday di tahun 1821 dan terdiri dari kawat yang bebas tergantung yang
dimasukkan ke dalam mercury. Sebuah
magnet permanen diletakkan
ditengah-tengah mercury.
Ketika arus listrik
mengalir ke kawat,
kawat tersebut berputar
mengelilingi magnet. Itu menunjukkan
arus yang diberikan
bangkit mengedarkan medan magnet
disekitar kawat. Ini
adalah bentuk termudah
dari motor listrik
yang disebut motor homopolar.
Gambar 2.16. Motor DC
Kemudian rancangan motor listrik menggunakan penghisap pertukaran
ke dalam solenoid. Konsep
itu dapat dilihat
sebagai versi elektromagnetik dari
dua gerak gaya internal pembakaran mesin. Motor DC modem ditemukan
secara tidak sengaja di tahun
1873 ketika Zenobe
Gramme menghubungkan sebuah
dynamo yang sedang berputar
ke dynamo sejenis
yang kedua, penggerak
itu sebagai motor.
Motor DC sebelumnya mempunyai perlindungan rotasi dibentuknya
dalam elektromagnetik. Perpindahan perputaran
disebut perputaran mundur
langsung dari arus listrik
yang sama setiap
cyclenya. Untuk mengalirkan
kutub dari elektromagnetik mendorong
dan menarik melawan
magnet permanen keatas
luar dari motor. Kutub
dari perlindungan elektromagnetik melewatkan
kutub dari magnet permanen.
Pertukaran mundur polaritas dari perlindungan eletromagnetik. Pada saat
perpindahan polaritas “Inersia” tetap yang membuat motor ini bergerak.
Gambar 2.17. Rotasi 1 Motor
DC
Motor listrik sederhana,
ketika koil diberi
daya, medan magnet dibangkitkan disekitar sisi kiri dari
armature menekan keluar dari kiri magnet dan menekan ke arah kanan yang
disebabkan oleh rotasi.
Gambar 2.18. Rotasi Motor DC
Kecepatan putaran dari
motor DC sebanding
dengan arus listik
yang diberikan dan juga
sebanding dengan arus
listrik yang diberikan.
Pengendali kecepatan dapat mencapai beberapa tingkat kecepatan
tergantung dari tipe batere yang
diberikan, tegangan yang
diberikan, resistor dan
komponen elektronika lainnya. Keefektifitasan
tegangan dapat bervariasi tergantung dari seri motor atau alat elektronik
yang dihubungkan yang
terbuat dari thrystor,
transistor. Di sirkuitnya terbuat
dari tembaga, dan
rata-rata tegangan yang
diberikan ke motor bervariasi dengan
pensaklaran, pemberian tegangan
sangat cepat. Variasi
“ON” dan “OFF” dapat mengubah tegangan yang diberikan.
BAB
III
PERANCANGAN
ALAT
3.1
Blok Diagram
Secara umum blok diagram Light Detector Robot ( LDR ) sebagai berikut :
Gambar 3.1 Blok Diagram PENCUCI DAN PENGRING TANGAN.
3.1.1. Blok
Aktivator
Pertama sumber tegangan DC dapat berupa baterai atau adaptor. Alat
pencuci tangan menggunakan sumber tegangan DC dari adaptor.
3.1.2. Blok
input
3.1.1.
Switch
Pada saat kabel power sudah terhubung ke sumber
tegangan, maka arus akan mengalir melalui Switch, jika switch dalam keadaan ON
maka supply tegangan akan mengalir ke dalam rangkaian, dan sebaliknya jika
switch dalam keadaan OFF maka supply tegangan tidak ada yang mengalir.
3.1.2.
LDR
Saat
supply tegangan mengalir ke dalam
rangkaian, kondisi awal sensor berlogika 1 ( high ), karena sensor LDR mendapat
cahaya dari LED dan resistansi / hambatan LDR menjadi kecil. Ketika sensor
mendeteksi keberadaan tangan maka kondisi sensor berlogika 0 ( low ), karena
cahaya LED terhalang oleh tangan dan LDR tidak mendapat cahaya sehingga
resistansi LDR menjadi besar.
Output
dari sensor kemudian akan diproses oleh mikrokontroller AT89S51 untuk mengendalikan
rangkaian driver pompa.
3.1.3. Blok
proses
3.1.3.1.
IC AT89S51
IC
AT89S51
digunakan untuk mengontrol driver pompa sesuai kondisi pada sensor. Jika sensor
1 berlogika 0 ( low ) maka mikrokontoller akan memberikan logika 1 ( high ) ke
dalam rangkaian driver dan mengaktifan relay 1 sebagai sakalar untuk
mengaktifkan pompa sampai kondisi sensor berlogika 1 ( high ) kembali. Agar
dapat berjalan sesuai algoritma tersebut, maka di buatlah program dan di simpan
dalam memory flash IC AT89S51.
3.1.3.2.
IC LM324
Sensor LDR adalah sensor yang
resistansinya berubah terhadap cahaya, semakin terang cahaya maka semakin kecil
resistansinya, begitu juga sebaliknya jika semakin redup cahaya yang di dapat
maka semakin besar resistansinya. Output sensor LDR terhubung ke kaki inverting
IC LM324 yang berfungsi sebagai komparator / pembanding anatar tegangan sensor
dan tegangan pada trimpot. Trimpot di gunakan untuk mengatur sensitivitas
sensor LDR. Adapun rumus komparator / pembanding yang digunakan sebagai
berikut:
Gambar3.1 Rumus Komparator
3.1.3.3.
IC 74HC595
IC
74HC595 yang memiliki paralel output untuk menentukan pergeseran bit yang digunakan untuk mengendalikan kolom
dotmatrix, karena IC ini mempunyai shift register 8 tingkat untuk
mengatur/mengubah input data serial menjadi output data paralel. IC ini selain
memiliki shift register juga memiliki storage register untuk menyimpan hasil
atau data yang didapat dari shift registernya yang mana input pulsa clock untuk
storage register terpisah dengan input clock bagi shift registernya. Input data
serial berasal dari pin 14 (DS) yang kemudian masuk ke shift register. Untuk
pulsa clock pemicu inputan shift register berasal dari pin 11 (SHCP).
Kemudian data paralel yang dihasilkan oleh shift register dikirimkan ke storage
register dengan pulsa clock pemicunya berasal dari pin 12 (STCP).
Lalu data yang telah disimpan pada storage register akan dikeluarkan pada pin Q0
sampai Q7 bila pada pin 13 (OE’) diberikan kondisi masukan
rendah (LOW).
3.1.3.4.
RELAY
Relay terdiri dari
Coil & Contact
coil adalah gulungan kawat yang
mendapat arus listrik, sedang contactadalah sejenis saklar yang
pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik dicoil. Contact
ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan
Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara
sederhana berikut ini prinsip kerja darir elay : ketikaCoil mendapat energi
listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik
armature yang berpegas, dan contact akan menutup
Gambar 3.2 Prinsip Kerja
Relay
3.1.4.
Blok output
3.1.4.1.
POMPA AIR
Saat relay 1 dalam kondisi aktif maka POMPA AIR
mendapat sumber tegangan dan pompa dapat berputar mengalirkan air saat
keberadaan tangan terdeteksi.
3.1.4.2.
Lcd Display
Lcd Display yang terdiri dari 16 x 2 sebanyak 1 buah
berguna untuk menampilkan pesan – pesan singkat pada saat tidak ada perubahan
sensor ( standby ).
3.3.1.
3.2.2
BLOK SENSOR
Gambar
3.4 blok sensor
Rangakian sensor ini menggunakan sensor LDR. Sensor
LDR adalah sensor yang resistansinya berubah terhadap cahaya, semakin terang
cahaya maka semakin kecil resistansinya, begitu juga sebaliknya jika semakin
redup cahaya yang di dapat maka semakin besar resistansinya. Output sensor LDR
terhubung ke kaki inverting IC LM324 yang berfungsi sebagai komparator /
pembanding anatar tegangan sensor dan tegangan pada trimpot. Trimpot di gunakan
untuk mengatur sensitivitas sensor LDR. Adapun rumus komparator / pembanding
yang digunakan sebagai berikut:
Gambar3.5 Rumus Komparator
3.3.2.
BLOK
RELAY
3.6
Blok rangkaian relay
Pada
rangkaian relay ini menggunakan relay magnetis 12v dan transistor 2n3904
sebagai pengendali relay. Jika kaki basis pada transistor 2n3904 diberi logika
1 maka transistor menjadi saturasi sehingga arus mengalir dari kaki kolektor ke
kaki emitor dan relay menjadi aktif dari keaadan NC ( Normaly Close ) menajadi
NO ( Normali Open )
3.3.3.
3.2.5
BLOK CATU DAYA
Gambar
3.8. Blok Catu Daya
Blok catu daya dari tegangan AC 220 diturunkan oleh trafo stepdown K3
menjadi 15V yang kemudian masuk ke dalam dioda bridge untuk dijadikan tegangan
DC. Sebagian tegangan tersebut dihubungkan ke IC regulator LM7805 untuk
mendapatkan tegangan sebesar 5V sebagai sumber tegangan untuk mengaktifkan
keseluruhan IC yang ada pada rangkaian (VCC) yang mana sebagai indikatornya
adalah LED.
3.2
ANALISA
FLOWCHART
3.3.1.
Analisa Flowchart
1.
Langkah
pertama dimulai dari terminal start dan kemudian tentukan apakah sumber
tegangan aktif (Power ON) jika belum
maka akhiri program, jika ya maka ke langkah berikutnya.
2. Langkah kedua yaitu proses untuk menampilkan
message / pesan pada Lcd display.
3. Langkah ketiga mengambil input dari sensor 1.
apakah kondisi sensor 1 berlogika 0 ( low ) , jika ya maka pompa air menyala
hingga kondisi sensor 1 berlogika 1 ( high ) .
4.
Langkah
keempat mengambil input dari sensor 2. apakah kondisi sensor 2 berlogika 0 (
low ) , jika ya maka kipas menyala
hingga kondisi sensor 2 berlogika 1 ( high ). Langkah kelima jika kondisi
sensor 1 dan sensor 2 sama dengan 1 ( high ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar